Hukum Yasinan Tiap Malam Jumat
Sebagian orang secara tergesa-gesa mengatakan bid’ah
melakukan amalan berupa pembacaan surat Yasin tiap malam Jumat, yang sering
diistilahkan di tengah masyarakat dengan yasinan.
Benarkah tuduhan yang demikian itu?
Jawabnya, tentu saja hal itu tidak benar. Vonis seperti
itu sama sekali tidak memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan secara
syar’i. Untuk mengetahui apa hukum yasinan tiap malam Jumat, simaklah uraian
berikut ini.
Ada dua hal yang telah dilakukan dalam amaliah tersebut,
yaitu mengkhususkan membaca Qur’an pada malam Jumat dan mengkhususkan surat Yasin.
Dalil yang pertama tentang
menentukan waktu:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِى
مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبًا . وَكَانَ عَبْدُ اللهِ رَضِىَ
اللهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ (رواه البخارى رقم 1193 ومسلم رقم 3462)
"Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa
Rasulullah Saw mendatangi masjid Quba' setiap hari Sabtu, baik berjalan atau
menaiki tunggangan. Dan
Abdullah bin Umar melakukannya." (HR Bukhari No 1193 dan Muslim No 3462).
Al-Hafizh Ibnu Hajar yang diberi gelar Amirul Mu'minin
fil Hadist,
beristidhal dari
hadits di
atas:
وَفِي هَذَا اَلْحَدِيْثِ عَلَى
اِخْتِلاَف طُرُقِهِ دَلاَلَةٌ عَلَى جَوَازِ تَخْصِيْصِ بَعْضِ اْلأَيَّامِ
بِبَعْضِ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَالْمُدَاوَمَةِ عَلَى ذَلِكَ (فتح الباري
لابن حجر 4 / ص 197)
"Dalam hadis ini, dengan
bermacam jalur riwayatnya, menunjukkan diperbolehkannya menentukan sebagian
hari tertentu dengan sebagian amal-amal saleh, dan melakukannya secara
terus-menerus." (Fath
al-Bari 4/197).
Dalil kedua tentang
mengkhususkan surat tertentu:
عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - كَانَ
رَجُلٌ (كلثوم بن الهدم) مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِى مَسْجِدِ قُبَاءٍ ،
وَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِى الصَّلاَةِ مِمَّا
يَقْرَأُ بِهِ افْتَتَحَ بِپ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) حَتَّى يَفْرُغَ
مِنْهَا ، ثُمَّ يَقْرَأُ سُورَةً أُخْرَى مَعَهَا ، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِى
كُلِّ رَكْعَةٍ ، فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ
السُّورَةِ ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى ،
فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى .
فَقَالَ مَا أَنَا بِتَارِكِهَا ، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ
فَعَلْتُ ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ . وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ
أَفْضَلِهِمْ ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ
النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ « يَا فُلاَنُ
مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ
عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ » . فَقَالَ إِنِّى
أُحِبُّهَا . فَقَالَ « حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ » (رواه البخاري
774)
“Ada seorang sahabat bernama
Kaltsul bin Hadm yang setiap salat membaca surat al-Ikhlas. Rasulullah Saw
bertanya: "Apa yang membuatmu terus-menerus membaca surat al-Ikhlas ini
setiap rakaat?". Kaltsul bin Hadm menjawab: "Saya senang dengan
al-Ikhlas". Rasulullah bersabda: "Kesenanganmu pada surat itu
memasukkanmu ke dalam surga." (HR al-Bukhari No 774).
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:
وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى جَوَازِ تَخْصِيصِ
بَعْضِ الْقُرْآنِ بِمَيْلِ النَّفْسِ إِلَيْهِ وَالِاسْتِكْثَارِ مِنْهُ وَلَا
يُعَدُّ ذَلِكَ هِجْرَانًا لِغَيْرِهِ (فتح الباري لابن حجر ج 3 / ص 150)
"Hadis ini adalah dalil
diperbolehkannya menentukan membaca sebagian al-Qur’an berdasarkan kemauannya dan memperbanyak
bacaan tersebut. Dan hal ini bukanlah pembiaran pada surat yang lain." (Fathul Bari III/105)
Berdasarkan hadits-hadits sahih dan penjelasan ulama ahli hadits di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa melaksanakan yasinan setiap malam Jumat hukumnya diperbolehkan.
Upload WAG MIBM
BalasHapus