Hisablah Diri Kalian
Diriwayatkan
bahwa dalam salah satu khutbahnya, Sayidina
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra pernah berpesan:
“Hisablah
diri kalian sebelum tiba waktu penghisaban kalian. Sungguh, tidaklah suatu kaum
itu meninggalkan jihad fi sabilillah, kecuali Allah akan menimpakan kefakiran
pada mereka. Dan tidaklah perbuatan zina itu merebak dalam suatu kaum, kecuali
Allah akan menimpakan siksa-Nya pada mereka.”
Tegukan
Hikmah
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Kanzul Ummal pada hadits nomor 14114.
Di sini Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra
memberikan nasihat kepada kita agar sesegera mungkin menghisab diri sendiri,
sebelum tiba saat penghisaban yang akan dilakukan Allah pada kita. Menghisab
diri sendiri artinya melakukan penimbangan atas amal kebaikan yang mendatangkan
pahala yang telah kita lakukan dan amal keburukan yang mendatangkan dosa yang
juga telah kita lakukan. Perhatikanlah, mana di antara keduanya yang lebih
banyak. Yang terbaik adalah selalu menduga bahwa keburukan kita jauh lebih
banyak daripada kebaikan. Sikap ini akan membuat kita senantiasa terdorong
untuk melakukan amal kebajikan.
Nasihat ini juga
mengajarkan kepada kita agar jangan pernah meninggalkan jihad fi sabilillah,
karena ia merupakan salah satu bentuk amal yang paling utama. Namun demikian,
janganlah jihad diartikan hanya sebagai perang, karena perang hanya salah satu
dari sekian banyak makna jihad. Jihad fi sabilillah adalah berjuang
dengan sungguh-sungguh menegakkan nilai-nilai yang mendatangkan keridhaan
Allah. Karena tujuan dari jihad itu adalah menggapai ridha Allah, maka
hendaklah ia dilaksanakan dengan cara-cara yang diridhai Allah. Orang yang
dalam dirinya sama sekali tak memiliki semangat untuk menegakkan nilai-nilai
yang mendatangkan keridhaan Allah, maka sungguh ia menjadi seorang manusia yang
sangat fakir dalam keimanan. Boleh jadi hidupnya bergelimang harta, namun
sebenarnya ia hidup dalam kemiskinan, yakni miskin iman.
Melalui nasihat
ini juga Sayidina Abu Bakar
Ash-Shiddiq ra mengingatkan kita agar menjauhi zina dan segala macam jalan yang
bisa mengantarkan manusia kepadanya. Hendaklah setiap diri berusaha menciptakan
jarak sejauh mungkin dengan jalan-jalan yang menuju kepada perzinahan, agar
zina tidak menjadi kebiasaan yang hidup tengah-tengah suatu kaum. Seandainya
zina telah menjadi hal biasa bagi suatu kaum, maka tak ada yang layak mereka
peroleh dari sisi Tuhan selain siksa-Nya.
Oleh karena itu, hisablah diri sebelum Allah
menghisabnya, berjuanglah menegakkan segala amal yang diridhai Allah, dan jauhi
zina serta jalan-jalan yang mengarah kepadanya, niscaya Allah akan menyediakan
bagi kita keberkahan dan pahala yang luar biasa dari sisi-Nya.
Komentar
Posting Komentar