Dalil-Dalil Majelis Dzikir (Bagian Terakhir)
Dalil keempat, hadits dari Abu Hurairah dan
Abu Said al-Khudri ra:
عَنْ أَبِي هُريْرةَ وَعَنْ أَبِي
سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عنْهُمَا قَالاَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah dan dari Abu Said al-Khudri ra berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berdzikir
kepada Allah, melainkan mereka akan diliputi oleh para malaikat, dan Allah akan
memberikan rahmat-Nya kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan memujinya
di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR Imam Muslim).
Hadits
ini secara tegas mengatakan bahwa suatu kaum yang berkumpul sambil berdzikir
kepada Allah akan didatangi oleh para malaikat, mendapat rahmat dan sakinah
dari Allah dan dibanggakan oleh Allah di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. Kata qaumun pada
hadits di atas tentu saja tidak bisa dipahami sebagai satu orang, mestinya
sejumlah orang, yakni lebih dari satu orang. Apabila ada sejumlah orang
berkumpul lalu berdzikir, bukankah ini disebut sebagai dzikir bersama atau
berjamaah? Pikirkanlah itu. Semoga Allah memberikan pemahaman pada diri kita.
Dalil kelima, hadits dari Anas ra:
عَنْ أَنَسٍِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَرَرْتُمْ
بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا، قَالَ وَمَارِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ حِلَقُ
الذِّكْرِ
Artinya: “Dari Anas ra,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila kamu melewati
taman-taman surga, maka singgahlah. Shahabat bertanya, “Apa taman surga itu?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Majelis dzikir.” (HR Imam Ahmad
dan Imam Tirmidzi).
Pada
hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut majelis dzikir
sebagai taman-taman surga dan memerintahkan kepada kita agar singgah padanya
ketika kita berjumpa dengan suatu majelis dzikir. Jika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk singgah di suatu majelis dzikir,
maka hadir dan mengikuti suatu majelis dzikir itu hukumnya sunnah. Lalu,
bagaimana mungkin ada orang yang mengaku membela sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, tapi membid’ahkan apa yang disunnahkan beliau? Semoga
Allah subhanahu wa ta’ala melindungi kita dari orang-orang seperti itu.
Dalil keenam, hadits dari Muawiyah ra:
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى
حَلْقَةٍ مِنْ أَصحَابِهِ فَقَالَ: مَا أَجْلَسَكُمْ ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا
نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ علَى مَاهَدَانَا لِلإِسْلاَمِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا،
قَالَ آللهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلاَّ ذَاكَ؟ قاَلُوْا وَاللهِ مَا أَجْلَسْنَا
إِلاَّ ذَاكَ، قَالَ أَمَا إِنِّيْ لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ،
وَلِكنَّهُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَأَخْبَرَنِيْ أَنَّ الله يُبَاهِيْ بِكُمُ
الْمَلاَئِكَةَ
Artinya: “Dari Muawiyah ra yang berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu ketika keluar
menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan shahabat-shahabatnya, lalu
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah yang menyebabkan kalian
semua duduk ini?” Para shahabat menjawab, “Kami duduk untuk
berzikir kepada Allah, juga memuji pada-Nya karena telah menunjukkan kami semua
kepada Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kami.” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda lagi, “Apakah, demi Allah, kalian semua duduk di sini
hanya karena itu?” Sesungguhnya aku bukannya meminta sumpah dari kalian semua
karena meragukan kalian, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan
bahwasanya Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” (HR Imam Muslim,
Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan Imam Nasa’i).
Kalau Anda memperhatikan dengan teliti hadits ini
maka Anda akan temukan informasi bahwa majelis dzikir telah dilakukan oleh para
shahabat dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir di tengah
mereka untuk menyampaikan bahwa Allah membanggakan orang-orang yang membentuk
majelis dzikir di hadapan para malaikat-Nya. Tentu saja informasi yang
disampaikan oleh Muawiyah ra ini jauh lebih layak kita percaya daripada
ungkapan orang-orang yang dengan dorongan hawa nafsunya mengatakan bahwa para shahabat
tidak pernah membentuk majelis dzikir dan hadir di dalamnya. Semoga Allah
memberikan petunjuk ke dalam hati mereka.
Dalil
ketujuh, hadist dari Syaddad bin Aus ra:
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍِ قَالَ إِنَّا
لَعِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ هَلْ
فِيْكُمْ غَرِيْبٌ؟ يَعْنِيْ اَهْلَ الْكِتَابِ، قُلْنَا لاَ يَا رَسُوْلَ الله،
فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ، فَقَالَ ارْفَعُوْا أَيْدِيَكُمْ فَقُوْلُوْا لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، فَرَفَعْنَا أَيْدِيَنَا سَاعَةً ثُمَّ وَضَعَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ، ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ ِللهِ،
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ بَعَثْتَنِيْ بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ وَأَمَرْتَنِيْ بِهَا
وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهَا الْجَنَّةَ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادِ، ثُمَّ
قَالَ أَبْشِرُوْا فَإِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَكُمْ
Artinya: “Dari
Syaddad bin Aus ra, ia berkata, “Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, tiba-tiba beliau berkata, “Apakah di antara kalian ada orang asing?
(Yang dimaksud adalah Ahli Kitab). Kami menjawab, “Tidak ada ya Rasulullah.”
Beliau kemudian memerintahkan kami agar mengunci pintu dan berkata, “Angkatlah
tangan kalian, lalu katakan Laa ilaaha illallaah!” Kami mengangkat tangan beberapa
saat, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya,
lalu bersabda: “Alhamdulillah, ya Allah, sesungguhnya Engkau mengutusku dengan
membawa kalimat tauhid ini, Engkau memerintahkannya kepadaku dan menjanjikanku
surga karenanya, sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi janji.” Kemudian beliau
bersabda, “Bergembiralah, sesungguhnya Allah telah mengampuni kalian.” (HR Imam
Ahmad, Imam al-Hakim, Imam Thabrani dan Imam al-Bazzar).
Di dalam hadits
tersebut ada kalimat: “Beliau kemudian memerintahkan kami agar mengunci
pintu dan berkata, “Angkatlah tangan kalian, lalu katakan Laa ilaaha
illallaah!” Informasi apa yang dapat Anda peroleh dari kalimat itu?
Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada para shahabat
untuk mengucapkan tahlil? Artinya, para shahabat telah melakukan dzikir bersama
dengan mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah di bawah satu komando,
yakni dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika di majelis
tahlilan pun kalimat laa ilaaha illallaah diucapkan bersama-sama. Lalu
di mana letak kesalahannya? Renungkanlah hal ini dan semoga Allah memberi
pemahaman yang baik pada diri kita.
Dalil
kedelapan,
Disebutkan dalam Shahih Bukhari sebagai berikut:
بَابُ التَّكْبِيْرِ أَيَّامَ مِنًى وَإِذَا غَدَا إِلَى
عَرَفَةَ. وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُكَبِّرُ فِي قُبَّتِهِ
بِمِنًى فَيَسْمَعُهُ أَهْلُ الْمَسْجِدِ فَيُكَبِّرُوْنَ وَيُكَبِّرُ أَهْلُ
اْلأَسْوَاقِ حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيْرًا
Artinya: ‘Bab membaca
takbir pada hari-hari Mina dan ketika berangkat ke Arafah. Bahwasanya Umar ra
membaca takbir di kubahnya di Mina, lalu orang-orang di dalam masjid
mendengarnya, maka mereka pun bertakbir, dan orang-orang yang ada di pasar juga
bertakbir sehingga gema takbir mengguncang Mina…” (HR Imam Bukhari).
Dalam hadits di atas di
jelaskan bahwa gema takbir pada masa Khalifah Umar bin Khaththab ra sampai
mengguncang Mina. Hal ini menunjukkan bahwa mereka membaca takbir secara
bersama-sama dengan satu suara yang keras, sebagaimana yang diungkapkan oleh
al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani ketika menjelaskan hadits tersebut, dan
al-Aini pun berpendapat demikian.[1]
Sesungguhnya
masih terdapat banyak dalil lainnya yang menunjukkan bahwa eksistensi majelis
dzikir diakui dalam syari’at Islam dan memiliki landasan yang kuat. Bagi orang-orang yang dibuka
oleh Allah pemahamannya untuk melihat kebenaran, tidaklah diperlukan banyak
dalil untuk bisa mengatakan bahwa majelis dzikir atau dzikir berjamaah adalah
perbuatan sunnah, bukan bid’ah. Namun demikian, di sini penulis telah
memaparkan delapan dalil shahih yang menjadi landasan majelis dzikir.
Rasanya jumlah sekian itu sudah lebih dari cukup untuk menegaskan bahwa
berdzikir secara berjamaah di dalam suatu majelis adalah amaliah yang telah ada
sejak masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallaahu
‘anhum. Dengan demikian pantas bagi kita menolak pemahaman yang
disebarluaskan oleh sekelompok orang saat ini yang mengatakan bahwa majelis
dzikir itu bid’ah.
Komentar
Posting Komentar